Batu Kuyung
Hiduplah sepasang suami istri di dusun Tanjung meranti pada zaman dahulu. Mata pencaharian keduanya adalah bertani dan juga mencari ikan. Suami istri itu telah dikaruniai dua orang anak. Anak sulung mereka laki-laki bernama Dimun dan anak bungsu mereka perempuan bernama Meterei. Suami istri itu sangat sibuk bekerja. Pagi-pagi mereka telah menuju sungai nagapoker88 untuk mengambil bubu yang telah mereka pasang malam sebelumnya. Ikan yang mereka dapatkan akan segera dimasak sang ibu. Sementara sang ayah akan segera ke sawah dan ladang. Sepulang dari bertani, sang ayah masih juga bekerja. Dengan dibantu istrinya, sang ayah akan membuat aneka kerajinan dari bambu. Keduanya membuat bubu, beronang (Sejenis keranjang yang dibawa di belakang tubuh di mana talinya diikatkan ke kepala), dan juga bakul. Hasil kerajinan tangan itu mereka jual di pasar. Begitu sibuknya suami istri itu bekerja hingga kedua anak mereka menjadi terbengkalai. Dimun dan Meterei tidak mendapat pendidikan dan pengajaran