Rio Raos

Hiduplah seorang lelaki pada zaman dahulu. Rio Raos namanya. Ia dikenal cerdik dan pintar dalam menyelesaikan berbagai masalah. Ia juga gemar berpetualang untuk menjelajahi wilayah-wilayah yang belum diketahuinya.

Rio Raos mempunyai empat sahabat karib. Keempatnya bernama Sayid Udin, Panjang, Mahadali, dan Nagaseni. Mereka berlima kerap bepergian bersama ke daerah-daerah baru. Pada suatu hari Rio Raos dan empat sahabat karibnya itu kembali melakukan perjalanan. Mereka menaiki kapal. Berbulan-bulan lamanya mereka mengarungi lautan luas hingga akhirnya mereka mendarat di sebuah wilayahnagapoker88.


Seketika mendarat, Rio Raos merasakan keanehan pada orang-orang di wilayah tersebut. Mereka tampak tegang dan dalam keadaan siap untuk berperang. Sejenak berbincang-bincang dengan orang-orang yang ditemuinya, Rio Raos mengerti, orang-orang itu tengah berperang dengan penduduk lainnya. Entah apa penyebabnya, Rio Raos tidak mengetahuinya. Ia lantas menanyakan di mana ia bisa bertemu dan menghadap kepada penguasa wilayah tersebut. Beberapa orang mengajaknya menuju istana kerajaan dan menghadap Sang Raja.

Di hadapan Sang Raja, Rio Raos mengungkapkan keinginannya untuk membantu mengatasi masalah yang terjadi pada penduduk kerajaan tersebut. Sang Raja sangat gembira mendengar kesanggupan Rio Raos. Seketika itu juga Rio Raos diangkat Sang Raja menjadi hulubalang kerajaan.

Setelah menjadi hulubalang kerajaan, Rio Raos mulai mencari tahubocoran rtp slot penyebab perselisihan yang menjurus ke arah peperangan yang dilakukan penduduk. Dari orang-orang yang ditemuinya, Rio Raos mengetahui jika penduduk wilayah itu terpecah dan terkelompok menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok itu saling bermusuhan. Penyebab perselisihan itu adalah karena perbedaan bahasa di antara tiga kelompok penduduk tersebut. Masing-masing kelompok penduduk amat membangga-banggakan bahasanya dan melecehkan bahasa kelompok penduduk lainnya.

Rio Raos berusaha mencari cara untuk mendamaikan tiga kelompok penduduk yang terus bertikai dan berselisih tersebut. Setelah ditemukannya cara, ia meminta para penduduk dari masing-masing kelompok untuk bertemu di sebuah tempat.

Di hadapan mereka semua, Rio Raos lantas memberikan satu potong kain berwarna kepada masing-masing kelompok. Kelompok pertama mendapat sepotong kain berwarna merah, kelompok kedua mendapatkan sepotong kain berwarna hijau, dan sepotong kain berwarna kuning diberikan kepada kelompok ketiga. Katanya kemudian, “Masing-masing di tangan kalian ada sepotong kain. Kalian bisa memperhatikan, kain kain tersebut berasal dari serat kayu yang sama. Dari satu pohon yang sama. Warna kain kalian bisa saja berbeda, namun tetap ia berasal dari serat kayu yang sama. Begitu pula dengan kalian sernua ini. Kalian berasal dari satu nenek moyang yang sama, meski bahasa kalian berbeda. Lantas, bagaimana kalian saling mengaku bahasanya lebih baik dibandingkan yang lain sementara kalian berasal dari satu nenek moyang? Kalian sesungguhnya adalah satu! Sungguh, tidak ada gunanya perselisihan dan permusuhan di antara kalian hanya karena bahasa kalian berbeda!”

Orang-orang terdiam seraya merenungkan ucapan Rio Raos. Mereka bisa merasakan kebenaran ucapan Rio Raos tadi. Mereka pun akhirnya sadar. Mereka kemudian bersepakatmainkasino untuk mengakhiri perselisihan berlarut-larut yang telah mereka lakukan. Mereka juga bersepakat untuk menggunakan satu bahasa persatuan di antara mereka, yaitu bahasa Muara Rengeh. Dengan sama-sama berbahasa Muara Rengeh, mereka merasa satu adanya.

Suatu hari Rio Raos berkeliling di desa dan mendapati di tengah-tengah desa itu terdapat muara sungai. Teringat ia pada pesan dan nasihat leluhurnya, jika mendirikan desa hendaklah jangan tepat di depan muara sungai. Penduduk sebuah desa yang tepat berada di depan muara sungai biasanya tidak seia sekata dan kurang kebersamaannya. Rio Raos lantas memerintahkan agar sungai itu dialirkan ke arah kiri dan kanan dari desa tersebut. Penduduk desa tampak ragu-ragu untuk melaksanakan perintah Rio Raos. Namun setelah mereka bersatu padu dan saling bekerja sama, pekerjaan yang semula membuat mereka ragu-ragu untuk mengerjakannya itu dapat diselesaikan hanya dalam waktu tiga hari.

Penduduk pada akhirnya bersepakat untuk mengangkat Rio Raos menjadi pemimpin mereka. Rio Raos memimpin dengan adil dan bijaksana. Rakyat yang dipimpinnya merasa aman, damai, dan sejahtera. Orang-orang dari daerah lain pun berdatangan ke negeri yang dipimpin Rio Raos karena mendengar keamanan dan kedamaian yang dirasakan rakyat di bawah kepemimpinan Rio Raos. Desa-desa akhirnya banyak didirikan pada masa pemerintahan Rio Raos tersebut.

Rio Raos terus memimpin hingga akhirnya ia meninggal dunia. Jenazahnya dikebumikan di tempat di mana ia pertama kali ia datang ke daerah tersebut. Kebaikannya senantiasa menjadi buah bibir penduduk, dikenang oleh rakyat, terutama oleh mereka yang dahulu terus terlibat dalam peperangan dan berhasil didamaikan oleh Rio Raos.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Batu Kuyung

Onak Berduri Sungsang

Kuda yang memakai kulit harimau