Matahari dan Bulan

 Matahari dan Bulan adalah sepasang suami istri. Mereka hidup sangat bahagia di langit. Mereka memiliki banyak anak, yaitu para bintang. Bintang-bintang bersinar dengan terang. Mereka selalu bermainslot gacor maxwin bersama. Namun, Matahari tak pernah bisa menyentuh anak-anaknya itu. Tubuh matahari sangatlah panas ia takut Jika panas tubuhnya akan menyakiti anak-anaknya.


“Aku sangat menyayangi anak-anakku. Ingin rasanya aku memeluk mereka,” ujar Matahari.

“Jika kau menyayangi anakmu, kau jangan mendekati mereka. Mereka akan terbakar jika kau memeluknya,” balas Bulan. Matahari sangat sedih mendengar ucapan istrinya itu.

Suatu hari, saat Bulan sedang pergi, Matahari tak bisa lagi membendung keinginannya. Ia memeluk beberapa anaknya. Wusss… Ah, anaknya seketika berubah menjadi abu.

“Aku tak bermaksud menyakiti kalian, anak-anakku,” tangis Matahari.

Beberapa saat kemudian, Bulan pulang. Matahari menceritakan semuanya kepada Bulan. Tentu saja Bulan menjadi sangat marah. Bulan sudah sering kali memperingatkan Matahari, namun Matahari masih tak mengindahkan perkataan Bulan.

“Kau tak boleh menyentuhcasino slot anak-anakku lagi. Mereka akan terbakar dan hangus akibat terkena panas tubuhmu,” seru Bulan.

Matahari hanya menunduk sedih. Ia menyesal telah memeluk anak-anaknya dan membuat mereka hangus terbakar.

Beberapa bulan kemudian, Matahari kemball inginmainkasino memeluk anak-anaknya yang masih hidup. Selama ini, hanya Bulanlah yang bisa memeluk anak-anaknya. Ia merasa sedih dengan hal itu. Ia berharap, ia bisa kembali memeluk anak-anaknya yang masih hidup.

Suatu hari, Bulan hendak pergi ke sungai. Ia berpamitan kepada Matahari. Tak lupa, ia juga berpesan agar Matahari tak menyentuh anak-anaknya lagi. Matahari mengangguk mengiyakan.

“Aku sangat mencintai kalian, anak-anakku. Kemarilah. Selama ini kalian selalu menjauh dariku,” pinta Matahari kepada anak-anaknya.

Beberapa bintang mendekat. Mereka juga ingin memeluk ayah mereka. Wusss… Ah, mereka pun hangus terbakar tanpa sisa.

Bersamaan dengan itu, Bulan pulang. Saat melihat anak-anaknya hangus, ia sangat marah. Bulan kemudian mengambil pohon pisang dan melemparkannya ke wajah Matahari. Matahari pun marah mendapat perlakuan sepertiitu. ia lalu mengambil pasir dan melemparkannya kepada Bulan.

Bulan berlari menghindari kejaran Matahari. Para bintang pun mengikuti ibu mereka Bulan. Hingga sekarang, Matahari terus mengejar Bulan. Tapi, Matahari tak pernah berhasil menangkap Bulan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Batu Kuyung

Onak Berduri Sungsang

Kuda yang memakai kulit harimau